Manjaniq.com--Kapolri
memang sudah berjanji akan menarik larangan operator bus untuk mengangkut
peserta aksi 212 ke Jakarta. Meski demikian, di beberapa daerah gelagat blokade
itu masih sangat terasa.
Dari
Lamongan Jawa Timur, Selasa kemarin (29/11) pihak Polres bertemu dengan
perwakilan aktivis Islam di daerah Paciran. Sumber JITU Islamic News Agency
melaporkan diantara hasil rapat itu, Kapolres meminta agar armada yang
berangkat tidak lebih dari dua bus saja.
“Semula
kami hendak berangkat dengan 10 armada bus. Lalu kita pangkas menjadi hanya 3
buah. Kemarin masih disoal lagi,” ujar ustadz Sumarno, Ketua Gerakan Amar
Makruf Nahi Mungkar Lamongan (GAMAN).
“Tolong
pak Ustadz dikurangi lagi untuk yang berangkat ke sana,” kata Sumarno menirukan
Kapolres. Namun, ia menegaskan, “Kalau dikurangi lagi yang berangkat ke sana,
saya katakan tidak bisa lagi.”
Sementara
di Ngawi tepatnya perbatasan Jatim-Jateng, Selasa malam (29/11) diadakan razia.
Razia ini terutama memberhentikan bus pariwisata. Salah satunya, rombongan
sebuah perusahaan asal Solo yang hendak pulang setelah berwisata di Jawa Timur.
Dari
Semarang dilaporkan, Polisi secara tegas melarang semua pengusaha jasa
transportasi menyewakan bus atau kendaraan angkut lainnya dengan tujuan
Jakarta. Demikian laporan Suara Merdeka, Selasa (29/11).
“Kami
dengan tegas melarang dan meminta kepada pengusaha transportasi baik yang hadir
atau tidak, untuk tidak menyewakan alat transportasinya dengan tujuan Jakarta
apa pun alasannya,” ungkap Direktur Lalu Lintas Polda Jateng, Kombes Herukoco
di hadapan 349 pengusaha jasa transportasi di Aula Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika (Dishubkominfo) Pemprov Jateng, Selasa (29/11).
Sedangkan
dari Tasikmalaya dilaporkan, Ketua Al-Mumtaz, gabungan ormas Islam
se-Tasikmalaya, Ust. Hilmi mengaku kesulitan mencari armada untuk berangkat
pada 2/12 besok.
“Butuh
15 bus, tapi tidak ada yang berani jalan. Alasan mereka karena dulu larangan
dari Polri Tertulis, pencabutan juga harus tertulis,” tuturnya.
Padahal,
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian sebelumnya menyataan akan mengeluarkan
instruksi ke Polda-Polda se-Indonesia, agar tidak melarang perusahaan
transpostasi untuk mengangkut peserta aksi damai pada 2 Desember mendatang.
Kapolri mengatakan, siapa pun boleh ikut dalam aksi di Jakarta, selama tidak
melakukan tindakan-tindakan anarkistis.
“Besok
saya akan melakukan video conference dan tentunya meminta seluruh jajaran agar
PO (perusahaan otobus), perusahaan transportasi dapat mengangkut saudara-saudara
kita,” ujar Tito, Senin (28/11).
Reporter: shendy
sumber : kiblat.net
Tidak ada komentar