Manjaniq.com--Publik
dibikin binggung dengan pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang
menengarai ada rencana makar di balik aksi bela Islam III, 2 Desember
mendatang.
"Padahal
aksi 212 nanti merupakan kelanjutan dari aksi 411. Dimana istana dan parlemen
menutup pintu untuk menerima tuntutan rakyat agar Ahok ditangkap terkait
penistaan agama. Jika istana dan parlemen menutup pintu, maka tidak ada cara
lain bagi rakyat untuk melanjutkan aksi di jalanan sampai Ahok ditangkap,"
jelas pengamat dari Soekarno Institute for Leadership, Gede Siriana kepada
redaksi, Senin malam (21/11).
Pernyataan
Kapolri, kata Gede, berlawanan dengan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Dia
menyebutkan bahwa TNI akan mengamankan demonstrasi dengan tangan kosong.
"Pernyataan
Panglima TNI ini sangat diplomatis mengingat posisi TNI untuk membantu keamanan
yang dijalankan Polri saat demo 212 nanti. Tetapi secara implisit ini
sepertinya menyangkal adanya rencana makar pada aksi 212. Di negara manapun
juga, ketika disinyalir adanya makar, maka TNI akan siaga penuh dengan senjata
lengkap," jelas dia.
Sanggahan
soal adanya makar, lanjut Gede, juga ditunjukkan oleh Menko Polhukam Wiranto.
Dia tidak mau terlalu cepat menuduh rencana demonstrasi 212 ditunggangi aktor
politik tertentu. Artinya, Wiranto tidak melihat adanya rencana makar pada aksi
212.
"Jika
melihat kembali aksi 411, di mana Jokowi meninggalkan istana dan tidak mau
menerima wakil-wakil ulama, sangat kuat dugaan Jokowi diarahkan dan
dikendalikan suatu kelompok tertentu di Istana pada saat itu. Seharusnya
langkah yang ditempuh Jokowi adalah menerima kedatangan para wakil ulama untuk
meredakan kemarahan umat muslim. Jadi bisa dikatakan bahwa informasi yang
diterima Jokowi adalah sesat dan menyesatkan, termasuk rencana makar pada aksi
212 mendatang," tandasnya.
Rachamwati
Soekarnoputri memprotes keras tuduhan pemerintah bahwa aksi yang akan dilakukan
pada 2 Desember adalah gerakan makar untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah.
"Tuduhan-tuduhan
itu sudah kelewatan dan membabi buta, memperlihatkan keinginan mengadu domba
sesama anak bangsa," ujar Rachma dalam perbincangan dengan redaksi
beberapa saat lalu, Selasa (22/11).
"Saya
menentang dan memprotes keras apabia dikatakan demo 212 adalah upaya
makar," tegas Rachma seperti diberitakan
[ian/rml]
sumber : konfrontasi
Tidak ada komentar