Manjaniq.com--Sebanyak
820 bangunan rumah di lima desa yang dihuni Muslim Rohingya di provinsi Rakhine
(Arakan) rata dengan tanah sejak tanggal 10-18 November, lapor PBB. Kampung
warga Rohingya itu menjadi sasaran kampanye militer brutal militer Myanmar.
Seorang
pelapor khusus PBB, Yanghee Lee mengatakan pada Senin (21/11) bahwa pasukan
pemerintah seharusnya tidak diperbolehkan untuk meningkatkan operasi di wilayah
tersebut.
“Pasukan
keamanan tidak boleh diberikan carte blanche untuk meningkatkan operasi mereka
di bawah tabir akses perizinan,” katanya.
Dalam
perkara ini, Lee juga mengkritisi pemerintah Myanmar yang masih mendukung
operasi di wilayah Rohingya. Bahkan mengaku telah menggunakan helikopter dalam
melancarkan operasi yang ada.
“Pemerintah
sekarang telah mengaku menggunakan helikopter untuk mendukung pasukan darat,
dan ada klaim yang belum diverifikasi terhadap warga desa yang mengeluhkan
sikap delegasi,” ungkapnya.
Sementara
itu direktur LSM Asia, Brad Adams mengkonfirmasikan bahwa kondisi kehancuran di
sejumlah desa di Rohingya sangat mengkhawatirkan dan jumlahnya jauh lebih
banyak dari pada yang diklaim oleh pemerintah.
“Gambar
satelit baru ini mengkonfirmasi bahwa kehancuran desa-desa Rohingya jauh lebih
besar dan di lebih banyak dari apa yang diakui oleh pemerintah,” ujarnya.
“Serangan-serangan
pembakaran sudah sangat jelas terjadi di lima desa Rohingya. Tapi masalahnya
saat ini adalah pemerintah Myanmar perlu menyelidiki dan mengadili mereka yang
bertanggung jawab,” tambahnya.
Perlu
diketahui, aksi kekerasan terhadap etnis Rohingya telah terjadi sejak tanggal 9
Oktober ketika beberapa orang bersenjata melancarkan serangan di kantor polisi
di Rakhine utara.
Setelah
kejadian itu, pemerintah mengatakan bahwa sedikitnya 86 orang (17 tentara dan
69 diduga “penyerang”) telah tewas, bersama dengan perusakan properti Rohingya.
Walau
begitu, etnis Rohingya membantah dan mengklaim bahwa jumlah warga sipil yang
tewas dalam satu pekan bisa mencapai 150 orang. Dan hal ini diperparah dengan
banyaknya aksi pemerkosaan terhadap perempuan-perempuan etnis Rohingya.
Sumber:
Anadolu Agency
Sumber 2 : kiblat.net
Tidak ada komentar