Manjaniq.com--Pernikahan
menumbuhkan sebuah hubungan interpesonal bukan hanya dengan pasangannya, tapi juga
dengan orang-orang terdekat pasangan. Yaitu, ayah mertua, ibu mertua dan
saudara ipar. Meski demikian, hubungan menantu dengan mertua tidaklah sama
seperti hubungan anak dengan orang tua kandungnya.
Tinggal
di rumah mertua memang tidak semudah tinggal dirumah sendiri. Perlu ada
pengertian dari berbagai pihak yang terlibat dalam hubungan di rumah tersebut.
Seiring berjalannya waktu, ada saja kerikil-kerikil rumah tangga yang membuat
risih anggota keluarga.
Konon,
konflik yang sering muncul adalah konflik antara ibu mertua dengan anak menantu perempuan. Ada yang dipicu oleh rasa
cemburu, keduanya berusaha merebut simpati dan perhatian seorang pria yang
menjadi suami istrinya dan anak ibunya. Ada pula yang disebabkan karena tidak
bisa bebas mengatur rumah tangganya, hingga harus hidup di bawah aturan dan
pengawasan mertuanya. Bahkan ada yang sampai menimbulkan masalah yang mengancam
keutuhan rumah tangga.
Banyak
juga yang merasakan, tinggal serumah dengan mertua menjadikan rumah tangga
kehilangan ‘kemerdekaan’. Terutama bagi yang mempunyai mertua yang suka
mengintervensi atau ikut campur dalam masalah rumah tangga anaknya. Sehingga
berakibat kurang bahagia dan harmonis. Tidak heran jika banyak pasangan yang
lebih memilih ngontrak daripada tinggal serumah dengan mertua. Sebab kapal itu
hanya punya satu nahkoda.
Namun,
tidak semuanya merasa begitu. Ada juga yang mereka merasa nyaman serumah dengan
mertua. Walaupun sesekali terjadi konflik, mereka bisa bertahan. Hal ini
membuktikan bahwa serumah dengan mertua tidak selalu membuat ‘makan hati’.
Mereka
yang merasakan ‘lebih enak tinggal dengan mertua’, mempunyai alasan yang
bermacam-macam. Ada yang karena memang mertuanya baik hati. Selain itu bisa
mengurangi anggaran belanja bulanan. Karena sudah tak lagi memikirkan biaya
listrik dan makan. Sehingga bisa menabung untuk modal bikin rumah sendiri. Yang
ini beralasan karena belum mampu membuat rumah sendiri. Dan ada pula yang
karena permintaan mertua untuk tinggal bersama, karena kesiapan mental untuk
mandiri belum ada.
Memang
tidak bisa dipungkiri, ada tipe mertua yang merasa harus mengawasi dan
mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Lebih repot lagi jika ada unsur-unsur
perasaan yang terlalu mewarnai penilaian mertua. Akibatnya kondisi rumah tangga
tentu akan semakin rumit.
Kondisi
demikian menuntut seorang menantu untuk bisa bersikap lebih dewasa. Berupaya
berlaku baik kepada keluarga suami pada tahap tertentu, akan mencairkan
hubungan dengan mertua.
Nah,
ada beberapa tips yang bisa dipraktekkan untuk menjaga hubungan baik dengan
mertua, yaitu:
- Meminta penjelasan suami terkait sifat dan karakter mertua. Sehingga akan memudahkan sang istri dalam memahami mertuanya.
- Membangun hobi yang sama dengan mertua, khususnya ibu mertua. Melakukan sesuatu yang dapat dinikmati bersama akan membuat bahagia.
- Selalu mendorong suami untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tuanya. Meski sang istri seakan ‘tersisih’ karena tidak termasuk di dalamnya.
- Meminta tolong suami untuk menjelaskan sifat dan karakter sang istri kepada mertua. Dengan demikian, mertua akan paham dengan kepribadian sang istri.
- Mencoba untuk jujur dan terus terang kepada mertua terkait hal-hal yang disukai dan tidak disukai. Tanpa sikap menggurui dan menyakiti.
- Bersikap bijaksana dalam menghadapi tuntutan mertua.
- Dahulukan husnudzan terhadap mertua. Karena mungkin mereka ada benarnya.
- Ketika muncul konflik, tenangkan diri sebelum menghampiri mertua.
- Perlihatkan kepada mertua, bahwa sang istri dan suami adalah tim yang kompak. Sehingga terlihat hubungan yang harmonis.
- Ingatlah bahwa mertua adalah orang tua suami. Maka sang istri harus birul walidain kepada mereka, sebagaimana birul walidain kepada orang tuanya.
- Berusaha bersabar dan menahan amarah.
- Semoga yang demikian itu dapat membantu kita sebagai istri untuk senantiasa menjaga dan menjalin hubungan baik dengan mertua. Karena kita adalah seorang mukminah, maka hendaknya selalu mawas diri dan berakhlak karimah.
By.
Irlind
sumber :kiblatmuslimah
Tidak ada komentar