Manjaniq.com--Kronologi
Kejadian Aksi Bela Islam II pada 4 Nov 2016 versi resmi dari GNPF MUI sebagai
berikut:
1.
Pukul 10 pagi GNPF memberikan pengarahan terbatas kepada pengendali barisan
aksi dan para orator dengan pesan yang kuat bahwa ini adalah AKSI DAMAI dan
harus menunjukkan akhlaqul karimah.
2.
Pukul 11 pagi pimpinan GNPF bersama ulama menetapkan kesepakatan target aksi
damai yang akan diperjuangkan kepada Presiden Jokowi.
3.
Usai shalat Jumat di Mesjid Istiqlal semua peserta barisan aksi melakukan
longmarch menuju istana sesuai rute yang telah ditetapkan. Orasi di depan
istana baru dimulai ba'da ashar.
4.
Pelaksanaan orasi berjalan lancar dengan orator bergantian dari berbagai elemen
dipimpin langsung oleh Habib Rizieq Syihab (sebagai Pembina GNPF MUI).
5.
Perundingan pertama mengutus 2 orang Juru Runding GNPF MUI yaitu; KH. Bachtiar
Nasir, dan KH. M. Zaitun Razmin untuk mendatangi istana. Hasilnya Juru Runding
menolak melakukan perundingan karena hanya akan ditemui oleh Menko Polhukam dan
beberapa menteri sebagai utusan resmi Presiden RI.
6.
Juru Runding mendatangi istana untuk kedua kalinya namun kemudian mereka tetap
menolak untuk berunding karena istana tetap menawarkan Menko Polhukkam dan
petinggi lainnya, sehingga kemudian Juru Runding kembali kepada barisan aksi.
7.
Selanjutnya Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya berinisiatif mendatangi mobil
barisan aksi kemudian naik ke atas dan memberi salam hormat kepada peserta
aksi. Kedatangan mereka untuk menemui Habib Rizieq Syihab dan menawarkan agar
Juru Runding bisa diterima oleh Wapres RI.
Habib Rizieq Syihab bersedia memenuhi penawaran tersebut dengan jaminan agar Wapres RI
bersedia memerintahkan Kapolri untuk menangkap BTP hari itu juga.
8.
Kemudian Juru Runding mendatangi istana untuk ketigakalinya. Kali ini Juru
Runding diikuti juga oleh KH Misbahul Anam. Juru Runding ditemui Wapres RI dan
petinggi lainnya. Perundingan berjalan alot. Hasilnya Wapres RI memberikan
jaminan akan memproses hukum BTP secara cepat, tegas dan transparan serta minta
waktu selama 2 (dua) minggu untuk
merealisasikannya.
9.
Juru Runding kembali ke barisan aksi untuk menyampaikan hasil perundingan.
Perundingan trakhir ini baru selesai pukul
18.00 wib. Setelah disampaikan, reaksi para peserta aksi tidak bisa
menerima hasil tersebut dan bersepakat untuk bermalam di depan istana.
10.
KH Arifin Ilham dengan inisiatif sendiri berusaha bernegosiasi langsung menemui
Wapres RI.
11.
Kericuhan kecil sebenarnya sudah mulai terjadi sebelum rombongan mobil komando
tiba, antara massa yang 'terprovokasi' dengan barikade polisi. Agar tidak
terjadi bentrok maka Laskar FPI menjadi pagar pembatas antara massa tersebut
dengan barikade polisi, tak lama setelah adzan isya berkumandang petugas
keamanan secara tiba-tiba melakukan tindakan fisik merangsek dan mendorong
untuk membubarkan barisan aksi secara paksa dengan menembakkan gas air mata dan
menembakkan peluru karet. KH Arifin Ilham yang masih berada di istana bersaksi
bahwa, Wapres RI, Menko Polhukkam, dan
Kapolri memberikan reaksi marah atas kecerobohan petugas keamanan tersebut.
12.
Berkali-kali Kapolda memerintahkan Polisi untuk berhenti menembak massa lewat
pengeras suara namun tak digubris oleh pasukan polisi, bahkan pasukan motor
polisi berputar-putar di kerumunan massa sehingga ada yang tertabrak dan
tergilas.
13.
Kejadian tersebut telah memakan 1 korban meninggal dunia dan ratusan korban
luka peluru karet, tertabrak motor polisi dan banyaknya gas air mata.
14.
Barisan Aksi Bela Islam II akhirnya bergerak menginap di pagar luar Gedung
MPR/DPR, pada Pk 03.00 dinihari delegasi GNPF diterima oleh Komisi 3 DPR dan Ketua DPR, setelah beberapa kali berunding. Keamanan
gedung MPR/DPR diambil alih oleh Panglima TNI dan Kapolri yang akan menggusur
massa yang menginap di luar pagar Gedung MPR/DPR.
15.
Komisi 3 DPR kemudian memberikan jaminan akan menekan pemerintah pusat untuk
memenuhi janjinya di depan massa Aksi Damai.
16. Pada pukul 04.05 tanggal 5 Nov 2016 secara
resmi GNPF MUI membubarkan Aksi Bela Islam II yang ditutup oleh Ketua GNPF MUI
Ust. Bachtiar Nasir, "Alhamdulillah aksi damai berlangsung dengan maksimal
meski ditekan, ditembaki, dipukuli tapi kita bersabar dan tidak membalas, tidak
melawan, karena niat awal kita adalah aksi damai". Pembina GNPF MUI Habib
Rizieq Syihab menegaskan bahwa "Sebenernya kita bisa saja melawan, perang,
tapi kita ini aksi damai, kita tidak boleh diadu domba melawan Polisi dan TNI,
mereka saudara kita juga, kita fokus pada kasus penistaan Al Quran oleh
Ahok".
Jargon
AKSI DAMAI kami ketika dibenturkan dengan aparat keamanan adalah "Melawan
dengan tanpa melakukan perlawanan".
Meskipun
dalam tekanan yang sangat-sangat represif komando kami hanyalah;
-
JANGAN MELAWAN!!!
-
DIAM DI TEMPAT!!!
-
JANGAN MAJUUU!!!
Ingatlah
Allah swt. senantiasa menjaga kesucian Al Quran dan jangan ada yang
menistakannya.
Jakarta,
5 Nov 2016
Pimpinan
GNPF MUI
Habib
Rizieq Syihab (Pembina)
KH.
Bachtiar Nasir (Ketua)
KH.
Misbahul Anam (Wakil Ketua)
KH.
Muhammad Zaitun Razmin (Wakil Ketua)
Tidak ada komentar