Manjaniq.com--Presiden
Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa masuknya tentara Turki ke Suriah untuk
mengakhiri pemerintahan Presiden Bashar Assad.
“Kami
memasuki (Suriah) untuk mengakhiri kekuasaan tiran Assad yang meneror dengan
teror negara. (Kami tidak masuk) untuk alasan lain,” katanya dalam forum
Inter-Parliamentary Jerusalem Platform Symposium di Istanbul, seperti dikutip
harian Hurriyet.
Erdogan
mengatakan bahwa Turki tidak memiliki klaim teritorial di Suriah, tetapi ingin
menyerahkan kekuasaan kepada penduduk Suriah. Ia menambahkan, Ankara berusaha
untuk mengembalikan “keadilan.”
“Mengapa
kita masukkan (tentara)? Kami tidak memiliki mata di Suriah. Masalah ini adalah
untuk memberikan hak (wilayah) kepada pemilik yang sebenarnya. Artinya kita
berada di situ untuk menegakkan keadilan,” katanya pada Rabu (30/11).
Menurut
data yang ia dapat, hampir 1 juta orang telah tewas dalam konflik di Suriah.
Meskipun kelompok monitoring memiliki data yang berbeda. Adapun menurut data
PBB terbaru, 400.000 orang tewas dalam lima tahun konflik.
Erdogan
mengatakan bahwa Turki tidak bisa tinggal diam atas pembunuhan warga sipil tak
berujung. Untuk itu, pasukan masuk ke Suriah dan bekerja sama dengan Free Syrian
Army (FSA).
Pemimpin
Turki itu juga mengkritik keras PBB, yang dianggap tidak mampu mengatasi
permasalahan yang terjadi di Suriah. “Organisasi (PBB) tidak efektif saat ini,’
imbuhnya.
Tentara
Turki memasuki Suriah pada 24 Agustus dan meluncurkan operasi Efrat Shield.
Turki mengerahkan pasukan darat dan kekuatan udara ke bagian utara negara
tetangganya, untuk merebut kembali daerah-daerah yang dikuasai ISIS.
Pasukan
Ankara juga bertujuan untuk menekan pasukan Kurdi di Suriah dan mencegah mereka
untuk menggabungkan tiga wilayah otonomi Kurdi, yang salah satunya berada di
selatan Turki yang berbatasan dengan Suriah.
Pada
bulan Oktober, angkatan udara Turki menewaskan antara 160 dan 200 pejuang dari
kelompok milisi YPG Kurdi dalam 26 serangan udara yang dilakukan hanya dalam
satu malam. Kampanye militer Turki di Suriah juga telah menyebabkan hubungan
dengan pemerintah Assad semakin tegang.
Ankara
terpaksa menghentikan dukungan udara untuk serangan darat ke Suriah pada 22
Oktober, setelah Damaskus mengancam akan menembak jatuh jet Turki di langit
Suriah, menuduh Turki. Sementara itu, pasukan Suriah dilaporkan telah menyerang
pasukan Turki di provinsi Aleppo utara, sehingga 3 tentara terbunuh.
Reporter:
shendy
Sumber:
RT.Com/kiblat.net
Tidak ada komentar