Manjaniq.com--Menolak
hadir dalam program talkshow bertajuk 'Setelah 411' di salah salah satu
televisi swasta tadi malam.
Din
Syamsuddin merasa tidak elok dipertontonkan untuk berhadap-hadapan dengan
bekas ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif. Din dan Syafi'i
merupakan warga Muhammadiyah. Keduanya berbeda pandangan terkait kasus dugaan
penistaan agama yang menjerat cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok.
Din
yang juga baru menyelesaikan jabatan dua periodenya di PP Muhammadiyah
menegaskan, ucapan Ahok terkait Surat Al-Maidah ayat 51 jelas penistaan agama.
"Mau
menggunkan kata 'pakai' atau tidak menggunakan kata 'pakai' nggak ada masalah
itu. Nah, ini yang seyogyanya janganbanyak dibantah. Apalagi menggunakan
mulut-mulut orang Islam, memakai tokoh-tokoh Islam," katanya ketika
dihubungi Rakyat Merdeka tadi malam.
Alasan
Din, karena Ahok memberikan penilaian, atau judgemen terhadap penafsiran orang
lain. Apalagi Ahok, menurutnya, bukan dari kalangan agama yang penafsiran
kitab sucinya dikomentari dengan menggunakan kata peyoratif.
Untuk
diketahui, peyoratif adalah unsur bahasa yang memberikan makna menghina,
merendahkan, dan sebagainya, yang digunakan untuk menyatakan penghinaan atau
ketidaksukaan seorang pembicara. Berikut pernyataan Din Syamsuddin
selengkapnya;
Sebenarnya
bagaimana sih duduk perkara dari kasus dugaan penistaan agama ini?
Tidak
dapat diingkari bahwa apa yang diucapkan Ahok di Pulau Seribu itu adalah
penistaan agama, atau kesucian agama. Termasuk yang diwakili oleh para tokoh
dan ulama.
Alasan
Anda?
Alasannya
adalah karena dia memberikan penilaian, atau judgemen terhadap penafsiran orang
lain. Apalagi dia bukan dari kalangan agama tersebut dengan menggunakan kata
peyoratif. Dibodohi, itu dikotak-katik secara gramatikal, nggak bisa tidak,
itu penistaan. Karena ada judgement-nya itu, penilaian. Apalagi kata peyoratif
dibodohi.
Tapi
aparat penegak hukum beralasan masih belum bisa menyimpulkan Ahok melakukan
penistaan agama, lantaran menggunakan kata 'pakai' setelah kata dibodohi?
Mau
menggunakan kata 'pakai' atau tidak menggunakan kata 'pakai' nggak ada masalah
itu. Nah, ini yang seyogyanya jangan banyak dibantah. Apalagi menggunakan
mulut-mulut orang Islam, memakai tokoh-tokoh Islam. Ini membangkitkan reaksi
umat. Yang boleh jadi sudah mau memaafkan. Saya kan bilang, karena sudah minta
maaf maka perlu diberi maaf. Cuma ternyata tidak selesai.
Sejumlah
kalangan merasa tidak cukup hanya dengan minta maaf?
Karena
pihak sana seolah-olah membela diri, sehingga dianggap tidak tulus minta maaf,
bahkan memakai mulut tokoh-tokoh Islam untuk membela-bela diri.
Siapa
itu yang anda maksud?
Kalau
saya sebut, ada Nusron Wahid, Syafii Maarif dan lain-lain. Ini yang
membangkitkan reaksi umat. Oleh karena itu, silakan proses hukum. Bagus, sudah
disepakati dan itu dari awal disangsikan oleh sebagian (rakyat).
Kenapa
rakyat menjadi sangsi?
Karena
melihat kasus reklamasi dan Sumber Waras. Ahok seperti kebal hukum, ini
membangkitkan emosi. Sehingga sangsi. Bahkan sekarang pun masih sangsi itu
umat. Karena proses hukumnya tidak berkeadilan, maka pesan saya umat tetap tenang.
Beri kesempatan pada proses hukum, yang kedua pihak pemerintah, kepolisian
jangan main-main. Hukum harus berkeadilan.
Kalau
tidak?
Kalau
tidak berkeadilan, ini bisa lebih besar lagi, ini yang tidak kita inginkan.
Karena saya berpendapat, jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Jangan karena orang satu, harmoni bangsa terganggu. Ini yang harus dipahami
oleh elite-elite bangsa.
Anda
juga sempat mengatakan ada kekuatan uang di balik kasus ini. Itu maksudnya
apa?
Oh
iya, itu sama sejalan dengan (komentar) Panglima TNI itu yang perlu disadari
oleh bangsa. Dari pemerintah sampai ke bawah hingga ke atas. Bahwa ini bukan
sekadar masalah Pulau Seribu, tapi ada masalah besar di sini. Ada kekuatan
uang, ini yang kemudian melumpuhkan sendi-sendi kekuatan bangsa, pemerintah,
Ormas, Parpol, Pers. Ini kalau tidak segera dihalangi kesenjangan kita sudah
tinggi. Segelintir orang kok menguasai aset nasional lebih besar. Nah
kesenjangan keadilan akan dilawan oleh rakyat.[rmol]
Tidak ada komentar