Manjaniq.com--Anggota
Komisi I DPR Syarief Hasan mengaku belum mendengar informasi tentang upaya
makar seperti yang diungkapkan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Saya
belum dapat informasi tentang itu," kata wakil ketua umum Partai Demokrat
ini di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/11).
Meski
demikian, ia menegaskan bahwa perbuatan makar sesungguhnya dilarang, melanggar
UU, dan bukan buda politik Indonesia.
"Makar
itu kan sebenarnya adalah orang-orang yang melakukan perbuatan sadis,
pembunuhan dan seterusnya dalam tujuan menjatuhkan pemerintah di tengan jalan.
Nah itu tidak boleh. Orang-orang itu yang ingin merusak demokrasi yang kita
bangun. Sekali ini tidak boleh, dan tidak perlu ada," tegas Syarief.
Lebih
lanjut dia mengatakan, perbuatan makar sangat mencederai kehidupan demokrasi.
Dimana untuk menjatuhkan penguasa, harus dilakukan dengan mengalahkan dia dalam
kontestasi Pemilu yang dilaksanakan setiap lima tahun.
"Jadi
sekali lagi, makar itu sangat mencederai demokrasi kita, dan biasanya makar itu
dilakukan dengan senjata dan sebagainya. Sementara, senjata ini uangnya rakyat,
kalau uangnya, rakyat yang rakyat tidak menghendaki itu," jelasnya.
Jadi,
Syarief mengaku isu makar yang dilontarkan oleh Kapolri sangatlah jauh dari
kenyataan. Apalagi statemen Kapolri itu berbeda dengan Wakapolri Komjen
Sjafruddin, bahkan Menhan Riyamizard Riyacudu yang mengatakan bahwa intelijen
yang dimilikinya tidak melihat ada upaya makar.
"Saya
kok melihat terlalu jauh. Apalagi stamenn pembantu Presiden saling berbeda,
Wakalpori, Polri, Menhan itu berbeda," ujarnya.
Karenanya,
sebenarnya menurut Syarief isu makar ini tidak perlu terlalu dilebih-lebihkan,
karena isu itu membuat rakyat tidak tenang.
"Sementara
kalau tidak tenang, tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari. Lebih bagus kita
memikirkan bangsa ini ke depan," tandas mantan menteri Koperasi dan UKM
ini.
Sumber : rmol
Tidak ada komentar