Manjaniq.com--“Gagasan
yang tidak diminati orang akan sia-sia. Tulisan yang tidak dibaca orang akan
sia-sia. Lebih sia-sia lagi dakwah dan pemikiran yang tidak diterbitkan.”
(Bambang Trim)
Banyak
yang bilang menulis itu sulit. Yang pasti, di balik kesulitan selalu ada
kemudahan. Allaah mengaruniakan tekad, i’tikad, dan manfaat sehingga menulis
menjadi aktivitas yang penuh tantangan sekaligus mengasyikkan. Namun ingat,
meski kemampuan menulis adalah karunia Allaah, kemampuan tersebut bukanlah
bakat yang dibawa sejak lahir. Menulis adalah kemampuan yang bisa dan sangat
mungkin dipelajari.
Melalui
salah satu bukunya, “Menjadi Da’i dengan Menulis Buku”, Pak Bambang Trim
mencoba membagikan tips bagi kita semua tentang bagaimana menstimulus gagasan
untuk memulai sebuah tulisan. Ini dia.
Banyak
membaca
Yap!
Pasangan menulis tidak lain dan tidak bukan adalah membaca. Banyak membaca
dapat merangsang gagasan, memperkaya kosa kata, dan menemukan gaya tulisan.
Banyak
berjalan
Bepergian
akan memberikan input dan hikmah yang besar bagi kita. Hal inilah yang dapat
menstimulus ide dalam pikiran kita. Ingatlah, para ulama terdahulu yang banyak
menulis buku umumnya adalah para pengembara. Maka mulai saat ini, jangan lagi
sekadar jalan-jalan, travelling, atau naik gunung. Tapi niatkan sesuatu yang
lebih bermakna dari itu, yaitu sebagai sarana untuk menekuri ayat-ayat-Nya.
Termasuk juga, rajin-rajinlah berjalan untuk mendatangi majelis atau kajian
ilmu, seperti: seminar, bedah buku, talkshow, dan sebagainya.
Banyak
bersilaturrahmi
Rasulullaah
shalallaahu ‘alayhi wasallam pernah mengingatkan kita tentang kedahsyatan
silaturrahmi. Diantaranya dapat menjadi jalan pembuka rezeki. Rezeki
silaturrahmi itu bisa berupa ilmu dan ide untuk tulisan. Oleh sebab itu, jangan
pernah lagi melewatkan momen untuk bersilaturrahmi kepada orang-orang yang
keberadaannya di dunia ini sarat akan hikmah, pelajaran, dan inspirasi. Temukan
mereka di sekitar kita!
Selamat
mencoba! Mari mulai menarikan pena! [laninalathifa]
Tidak ada komentar