Manjaniq.com,,Jakarta
– Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) bekerja sama
dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Cheng-Ho Multicultural Education Trust
Malaysia kembali menyelenggarakan World Peace Forum ke-6.
Konferensi
dwi tahunan yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 4 November 2016 ini
akan membahas soal ekstremisme dan ketidakadilan global.
“Ekstremisme
kekerasan telah menjadi trending topic dalam wacana dan kajian forum-forum
tingkat nasional maupun internasional. Namun meski perhatian dan keterlibatan
makin besar untuk masalah ini, upaya melawan ekstremisme dan kekerasan
tampaknya belum menunjukkan hasil yang memuaskan,” kata Ketua CDCC, Din
Syamsuddin, dalam jumpa pers di kantor CDCC, Jl Kemiri No 24, Menteng, Jakarta
Pusat, beberapa waktu lalu.
Dengan
latar belakang itu, CDCC menyelenggarakan forum perdamaian dunia tersebut dalam
topik berjudul “Countering Violent Extremism: Human Dignity, Global Injustice,
and Collective Responsibility.”
“Ekstremisme
kekerasan dan ketidakadilan global harus menjadi tanggung jawab bersama
kemanusiaan. Tidak hanya menjadi tanggung jawab pemegang tampuk kekuasaan
negara, tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat,” kata dia.
WPF
sendiri akan dilaksanakan selama 4 hari di Hotel Grand Sahid, Jl Jenderal
Sudirman, Jakarta. Mengambil tema umum One Destiny, One Responsibility, WPF
ke-6 bertujuan untuk memahami ektremisme kekerasan yang merusak martabat
manusia, mencari akar penyebab ektremisme kekerasan dalam kaitan dengan
ketidakadilan global, memberikan rekomendasi kebijakan dan pendekatan yang
lebih tepat pada pemerintah nasional dan internasional dalam melawan ektremisme
kekerasan.
“Juga
meningkatkan peran perempuan, keluarga, dan komunitas masyarakat dalam
membangun budaya nir-kekerasan, serta membangun kolaborasi penelitian dan
program aksi di tingkat nasional dan internasional guna membina perdamaian
berkelanjutan dan merawat budaya nir-kekerasan, khususnya melalui pendidikan
perdamaian bagi generasi muda,” jelas Din.
Sementara
itu Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan persoalan perdamaian bagi
Muhammadiyah menjadi sebuah tantangan besar yang harus diberikan jawabannya
dengan usaha yang dapat dilakukan.
“Kita
tidak bisa terus menerus menyalahkan saja tanpa berbuat sesuatu. WPF ini adalah
upaya kita secara konseptual dan politik memberikan sumbangan dan seruan untuk
terciptanya dunia yang damai,” kata dia.
Tema
WPF tahun ini menurutnya sangat relevan karena tindak kekerasan berakar pada
ektremisme, walau paham tersebut tak hanya berasal pada agama saja, namun juga
dari persoalan ekonomi dan budaya.
“Ini
adalah tantangan besar, dimana di era ini kita melihat dunia ini, apalagi kita
kaitkan dengan ekskalasi tindak kekerasan di belahan dunia lain. Tapi yang
tidak bisa kita nafikan kekerasan yang terjadi di dunia, baik oleh pribadi atau
kelompok,” jelas Abdul.
“Muhammadyah
ingin memberikan sumbangan yang bersifat konsep, proposal dan seruan politik.
Mudah-mudahan seruan kami meski kecil tetapi penting dalam menciptakan tata
dunia yang lebih adil dan lebih damai,” tuturnya.
Acara
sendiri rencananya secara resmi akan dibuka pada 1 November 2016 oleh Presiden
Joko Widodo yang akan memberikan pidato pembukaan. Sementara Wapres Jusuf Kalla
akan memberikan pidato di acara penutupan WPF. Ada 101 peserta dari berbagai
negara yang akan mengikuti konferensi ini.
Akan
banyak pemimpin dunia yang direncanakan hadir dalam acara ini, seperti PM
Jepang Shinzo Abe, PM China Li Keqiang, dan deputi PM Malaysia, Dato’ Seri
Ahmad Zahid Hamidi. Menlu Retno Marsudi juga dijadwalkan hadir.
Kapolri
Jenderal Tito Karnavian dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga dijadwalkan
akan menjadi keynote speaker di hari ke-2 dan ke-3 konferensi tersebut.[detik.com/kiblat.net]
Tidak ada komentar