Manjaniq.com--Megawati
akhirnya fixed mendukung Ahok dan Djarot. Keputusan yang melawan kehendak akar
rumput, anggota dan simpatisan PDIP ini diduga kuat bukan tanpa alasan. Bukan
semata misalnya karena besaran uang sebagai mahar politik, melainkan karena disinyalir
adanya ancaman besar yang bakal menerjang Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri
jika tidak memilih Ahok.
Setidaknya
demikian yang disampaikan Aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie
Massardi.
“Kenapa
Mega harus mendukung Ahok, saya tidak melihat Mega dijanjikan uang, tapi saya
lebih melihat karena adanya ancaman. Kita kan tidak pernah merasakan ancaman
yang dirasakan Mega,” terang Adhie, Selasa (20/9/2016) sebagaimana diberitakan
Aktual.com.
Adhie
menuturkan, bagi mereka yang tidak merasakan langsung, memang ancaman itu
dianggapnya tidak terlalu berbahaya. Namun bagi Mega yang merasakan langsung,
ancaman itu tentu bisa menjadi masalah serius.
“Apa
ancamannya? Kasus BLBI tiba-tiba dibuka kembali oleh KPK. KPK, tidak ada hujan
tidak ada angin, tiba-tiba Basariah pada 15 September kemarin menyatakan kasus
BLBI masih terbuka,” jelas Adhie. Basaria, yang berasal dari kepolisian ini,
banyak kalangan orangnya Ahok di KPK.
Sebagaimana
diketahui, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan
dalam suatu acara di Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (15/9/2016) malam,
kepada wartawan menyatakan penanganan kasus Bank Century dan Bantuan Likuiditas
Bank Indonesia (BLBI) belum dihentikan. Saat ini, perkaranya masih dalam tahap
penyelidikan.
Perkara
tersebut belum masuk ke tahap penyidikan sebab alat buktinya belum cukup. KPK
dalam hal ini masih butuh pengembangan.
“Basaria
mengatakan kasus BLBI belum ditutup, orang ini yang pagi-pagi sudah menyatakan
bahwa pembelian Rumah Sakit Sumber Waras oleh Ahok tidak ada unsur korupsinya,”
kata Adhie.
Diungkapkan,
Mega saat menjadi Presiden RI diketahui menerbitkan Surat Keterangan Lunas BLBI
melalui Inpres No 8 tahun 2002. Inpres untuk memberikan jaminan kepastian hukum
bagi 21 obligor yang dinyatakan telah menyelesaikan kewajiban utangnya kepada
pemerintah lewat Badan Penyehatan Perbankan Nasional.
Ternyata,
setelah penerbitan SKL sebagian besar obligor yang diberi stempel lunas belum
menyelesaikan utangnya kepada negara. Kasus BLBI yang mencapai ratusan
triliunan rupiah menjadi skandal korupsi terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
“Kasus
BLBI ini yang dipersoalkan SKL, Surat Keterangan Lunas yang diberikan
pemerintahan Megawati,” beber Adhie.
Apa
yang terlihat selanjutnya dari KPK, lanjut mantan juru bicara Presiden
Abdurrahman Wahid itu, adalah penangkapan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman
Gusman. Penangkapan Irman menjadi semacam show of force yang ditujukan kepada Megawati.
“Jadi
kalau mega akhirnya mendukung karena ancaman ini. Apalagi setelah itu, KPK bisa
menangkap Ketua DPD Irman Gusman. Kelihatannya itu merupakan show of force
untuk Megawati,” jelas dia. Inilah politik bung, yang mengalahkan akidah dan
bahkan nyata-nyata menentang perintah Allah Swt. Apa orang-orang ini mengira
hiudp selamanya? (ts)
Tidak ada komentar