[Manjaniq.com]
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memberikan Penghargaan Suardi Tasrif Award
kepada organisasi Forum Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Intersex, Queer
Indonesia (LGBTIQ Indonesia) dan IPT 65. Organisasi ini dianggap menyuarakan
kebebasan berekspresi kaum minoritas di Indonesia, dan mengupayakan
rekonsiliasi negara dengan masa lalu kelam.
Penghargaan
ini diberikan dalam rangkaian ulang tahun ke-22 Aliansi Junalis Independen
(AJI) pada Kamis, 25 Agustus.
Pemberian
penghargaan untuk LGBTIQ ini dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
yang malam itu menyampaikan orasi kebudayaan sebagai puncak acara.
Menteri
Agama Lukman Saifuddin dalam orasi kebudayaannya menekankan keberagaman sebagai
ciri bangsa Indonesia yang belakangan banyak terancam.
Menag
Lukman juga mengapresiasi pemilihan kedua organisasi (LGBTIQ dan IPT 65)
sebagai pemenang penghargaan.
"Memaknai
award/penghargaan ini sebagai bentuk bahwa ada komunitas saudara-saudara
sebangsa sesama kita yang memiliki situasi dan kondisi yang tidak sama dengan
kita yang memerlukan perhatian atensi pengayoman tanpa harus mempersoalkan
perbedaaan baik yang sifatnya filosofis atau yang kaitannya dengan agama,"
kata Menag Lukman usai acara penghargaan. (lihat video)
Kehadiran
dan apresiasi Menteri Agama terhadaan Award untuk kelompok LGBT ini sangat
disayangkan umat Islam.
Bahkan
sebuah petisi online mendesak agar Menteri Agama Lukman Saifuddin Harus
Mengundurkan Diri.
"Kehadiran
dan substansi pidato kebudayaan oleh Menteri Agama dalam acara yang dirangkai
dengan penghargaan untuk pelaku LGBTIQ jelas menimbulkan tanda tanya besar
terkait konsistensi sikap seorang Menteri Agama karena
pernyataan
Menteri Agama tersebut bertolak belakang dengan pernyataannya sendiri pada
rapat antara Komisi 8 DPR RI dan Kementerian Agama (17 Februari 2016). Di situ
Menteri Agama menyatakan LGBT sebagai "masalah sosial yang mengancam
kehidupan beragama, ketahanan keluarga, kepribadian bangsa, serta ancaman
potensial terhadap sistem hukum perkawinan di Indonesia." Dan pada rapat
itu pula Menteri Agama tegaskan bahwa "masalah LGBT mengancam generasi
penerus." Bahkan, pungkas Menteri Agama, LGBT merupakan "ancaman bagi
kehidupan bangsa Indonesia yang relijius.""
Demikian
bunyi petisi online di situs change.org
Dosen
Ibnu Khaldun Bogor, Budi Handrianto, di akun fb-nya menyatakan kecewa dengan
dukungan Menag pada LGBT.
"Tadinya
saya khusnudzan (prasangka baik) kepada Menteri Agama yg menghadiri acara
penyerahan penghargaan Suardi Tasrif Award kepada forum LGBT dlm ulang tahun
Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) ke-22 tgl 26 lalu. Mungkin dia hanya
diundang utk menghadiri acara ulang tahun, eh di dalamnya ada acara penghargaan
buat LGBT.
Tp
setelah menonton video pidato dan wawancaranya di youtube, khusnudzan saya
hilang krn pak menag ternyata menyatakan dukungannya thdp keberadaan kaum LGBT.
Pdhl
bbrp elemen umat Islam (juga didukung agama lain) yg dinaungi kemenag saat ini
tengah melakukan judicial review di mahkamah konstitusi utk menentang kampanye
LGBT.
Sbg
menteri agama, putra mantan menteri agama, ulama terkenal KH Saifudin Zuhri,
mestinya beliau datang ke sana utk menasihati kaum LGBT, bukan utk
mendukungnya. Mereka diajak utk tobat kembali ke jalan yg benar dan diarahkan
utk terapi penyembuhan.
Semoga
Pak menag segera mengoreksi kekeliruannya dan berada pada sisi yg benar."
Demikian
tulis Budi Handrianto.
Berikut
video wawancara Menag Lukman yang mendukung/mengapresiasi penghargaan untuk
LGBT: https://www.youtube.com/watch?v=QbYMyANFyAg&feature=youtu.be
Tidak ada komentar