Manjaniq.com
– Usai mengisi pengajian di lapangan parkir Gereja Katolik Redemptor, Surabaya,
bersama ratusan jemaah menyanyikan Syi'ir Tanpo Waton, Kyai Haji (KH) M Nizam
As Shofa menuju masjid terdekat menjalankan ibadah salat Maghrib, Sabtu (27/8/2016).
![]() |
https://www.youtube.com/watch?v=Le1qhq51Z-I |
Nizam
ditemani 23 anggota Walima (Waktunya Peduli Sesama) kemudian menuju gereja, dan
duduk di baris depan paling timur. Nizam menyaksikan doa-doa dan nyanyian
rohani umat Katolik sembari menundukkan wajah.
Bersama
sang istri, Nizam juga sesekali berdiri, menghormati permintaan Romo pada
jemaat yang hadir.
Usai
misa, Nizam mendapatkan tempat di atas podium menyampaikan sejumlah ajakan
untuk hidup berdamai. Dia mendapatkan pengawalan ketat, dua anggota Barisan
Ansor Serba Guna (Banser) serta satu anggota Walima di belakangnya.
Nizam
bercerita soal syiir Tanpo Waton miliknya yang sempat dianggap adalah suara Gus
Dur. Ia mengaku sengaja tidak memberikan konfirmasi pada publik karena satu
hal.
"Ya
semoga itu menjadi doa bagi saya untuk terus melanjutkan harapan, cita-cita,
dan perjuangan guru besar kita Gus Dur atau Kiai Abdurrahman Wahid,"
ujarnya di depan jemaat Misa Gereja dan disambut tepuk tangan meriah.
Sebagaimana
terlihat dalam video di atas, Gus Nizam juga terdengar mengucapkan kalimat
"Puji Tuhan" yang khas Nasrani. Ia sengaja pakai ungkapan itu meski
dalam Islam juga ada ujaran Alhamdulillah atau "segala puji bagi
Allah.".
Saat
ditemui reporter SURYA usai misa, Mizan menuturkan ajakan perdamaiannya itu
sesuai dengan Allah sampaikan pada surat Al Baqarah.
"Telah
disebutkan, sesungguhnya orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang Sabiin. Mereka
itu adalah orang yang beriman di hari akhir. Dari ayat ini kita diperintah
menjalin ukhwah persaudaraan seiman antaragama samawi," terangnya.
Mizan
melanjutkan, hal ini bagian dari upaya menyadarkan umat, khususnya bagi jemaah
As Shofa pimpinan Mizan di Wonoayu, Sidoarjo, bahwa wawasan keislaman
sesungguhnya adalah antikekerasan, antiteroris.
"Kita
diperintah menggauli siap saja dengan pergaulan yang baik," ujarnya.
Kehadiran
Mizan, menurut Vinsensius Awey, jemaat gereja yang juga anggota Komisi C DPRD
Surabaya, memberikan sedikit wejangan pihak Kevikepn Surabaya Barat untuk
saling percaya dan saling cinta sesama manusia.
"Perayaan
ini mengingatkan kita kembali bahwa kemerdekaan itu diraih bukan karena
kesamaan agama dan suku, tapi kesamaan cita-cita," pungkasnya. [jm/beritaislam24h]
Tidak ada komentar